Sunday, November 20, 2011

Kisah nyata Dari Ayahku yg kutulis sendiri

Ayahku & Putu Tempurung
By Aisya

Pada suatu hari ayahku bercerita tentang pengalaman ayahku yang nyata dan lucu,
saat itu aku mendengarkan ayahku. Pada suatu ketika ayahku telah memesan alat pembuat kue putu tempurung kepada pak bacok, karena ayahku menyukai kue Putu Tempurung,
Suatu kali saat ayahku melakukan jaulah (perjalanan) ke Tanjung Batu dan tak disangka Ayahku berjumpa penjual Putu itu, saat ayahku mencobanya ayahku langsung teringat masa lalu ayahku, yang dulu ayahku pernah dibuatkan kue putu itu oleh nenek ayahku dengan peralatan sederhana, yakni terdiri dari tempurung dan ceret air.

Saat itu sebenarnya saat Ayahku ngantri hendak membeli Putu, kurang lebih 5 menit, tiba-tiba Pak Baco, penjual Putu itu bertanya, ...Bapak mau beli? tanyanya, Iya kata Ayahku... sudah habis Pak!, katanya, yang di kerjakan ini pesanan Ibu2 ini, Wah sayang sekali kata Ayahku padahal saya ingin sekali dan saya dari luar kota lho pak, akhirnya karena keikhlsan 3 orang Ibu2 itu mereka dengan senang hati merelakan masing2 mereka di potong 2 Kue Putu, sehingga Ayah ku mendapat enam potong Kue Putu seharga Rp.6.000,- Tapi tak lama kemudian karena Feery Tg.Batu Batam sudah mau nerangkat, Ayahku tergesa2 menuju pelabuhan, pembicaraan di tukang Putu itu terhenti, karena ayahku sudah mesti pulang jadi ayahku hanya sempat memberi nomor telpon ayahku, tanpa bicara panjang lebar lagi setelah mendapatkan Putu dan membayarnya.

Kira-kira sudah sebulan ayahku sudah tidak ingat lagi peristiwa itu, jadi saat itu ayahku menerima telpon dari seseorang, dan karena ayahku lagi di pertengahan acara ayahku tidak mengankatnya, apalagi nomornya tak dikenali, jadi Ayahku ngak nelpon balik. Tapi Orang itu di waktu lain terus saja menelpon sudah hampir 100 kali Iya menelpon (miss call) ayahku, karena ini adalah Nomor baru Ayahku dan rasanya belum sempat memberi no.hp pada orang lain jadi ayahku tidak mengankatnya... Apalagi belakangan ini kata Ayahku banyak sekali telpon2 yang memotive penipuan berhadiah dll.

Tapi suatu saat Ayahku menunggu telpon dari temen ayahku yang berada di Singapura, Saat telpon tak dikenal masuk Ayahku mengira bahwa yang telpon iayalah temanya orang dari singapura itu, sebab biasanya telpon dari Singapura nomornya juga kadang "Un Known". waktu ayahku mengankat ternyata bukan! Saat ayahku nanya nama bapak siapa, dia menjawab nama saya Bacok, Ayah sama sekali lupa peristiwa Putu itu, seingat Ayah saya, nama Pak Bacok yang pernah Ayah kenal itu adalah pereman pasar di Tembilahan.

Tapi karena ayahku mendengar orang itu menjawab telpon dengan kesan girang/gembira jadi ayahku bertanya, darimanakah bapak mendapatkan nomor handpon saya?, dia menjawab saya mendapat nomor bapak dari bapak sendiri, Ayahku makin bingung, sebab Ayahku baru ganti No.HP sebulan yang lalu dan seingat nya belum sempat ngasih2 nomor HP ke orang.

Akhirnya dia bilang bapak kan pernah minat alat pembuat kue putu tempurung tuut...tuu..tuut.... suara hp itu langsung putus. Karena ayahku makin penasaran akhirnya Ayahku menelepon balik orang itu, Ayahku baru ingat ternyata Ayahku dulu memang telah memesan alat itu. Ayahku langsung tertawa dan senang karena Ayahku sudah menunggu lama.

Itulah kisah nyata dari Ayahku.

#1 advices: motivation

     Succesful people are never really comfortable. Because they are always wanting more progress everyday. And the reason people lose motiv...